Sunday, February 14, 2016

Pengertian kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal adalah penggunaan penerimaan yang dikumpulkan oleh pemerintah (utamanya melalui pajak) dan pembelanjaan (pengeluaran) untuk mempengaruhi perekonomian. Menurut ilmu ekonomi Keynesian, saat pemerintah mengubah tingkat pemungutan pajak dan pengeluaran pemerintah, ia akan mempengaruhi permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi. Kebijakan fiskal bisa digunakan untuk menstabilisasi perekonomian dalam alur siklus bisnis.

Dua instrumen utama dari kebijakan fiskal adalah perubahan dalam tingkatan dan komposisi dari pemungutan pajak dan pengeluaran pemerintah dalam berbagai sektor. Perubahan-perubahan ini bisa mempengaruhi variabel-variabel ekonomi makro dalam suatu perkonomian, diantaranya berikut ini:
-    Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
-    Tabungan dan investasi dalam perekonomian
-    Distribusi pendapatan

Kebijakan fiskal bisa dipisahkan dari kebijakan moneter, yaitu dalam kebijakan fiskal berurusan dengan pemungutan pajak dan pengeluaran pemerintah serta dikelola oleh eksekutif di bawah hukum dari legislatif, sementara kebijakan moneter berurusan dengan penawaran uang, tingkat pinjaman dan tingkat suku bunga serta dikelola oleh bank sentral.

Metode pendanaan
Pemerintah membelanjakan uang pada hal-hal yang bervariasi, dari mulai militer dan polisi sampai kepada layanan-layanan seperti pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengeluaran ini bisa didanai dalam beberapa cara berbeda:
-    Pemungutan pajak
-    Mencetak uang
-    Meminjam uang kepada warga negara atau kepada luar negeri
-    Cadangan fiskal
-    Penjualan aset tetap

Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat dalam perekonomian, dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi seperti misalnya stabilitas harga, penyerapan tenaga kerja secara penuh, dan pertumbuhan ekonomi. Ilmu ekonomi Keynesian menyarankan bahwa meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan tingkat pajak adalah cara terbaik untuk menstimulasi permintaan agregat, dan menurunkan pengeluaran serta meningkatkan tingkat pajak setelah ekonomi mulai maju. Keynesian berpendapat bahwa metode ini digunakan pada masa resesi atau aktivitas ekonomi yang rendah sebagai sebuah alat yang esensial untuk membangun kerangka kerja untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menuju kepada penyerapan tenaga kerja secara penuh. Dalam teori, defisit yang diakibatkan akan terbayar oleh perekonomian yang berkembang selama masa ‘boom’ yang akan mengikutinya.

No comments:

Post a Comment