Anggaran militer, juga disebut sebagai anggaran pertahanan, adalah jumlah sumber daya keuangan yang didedikasikan oleh negara untuk meningkatkan dan memelihara angkatan bersenjata atau metode esensial lainnya untuk tujuan pertahanan.
Anggaran militer seringkali merefleksikan seberapa kuat sebuah entitas dalam melihat kecenderungan ancaman terhadap dirinya, atau jumlah agresi yang diinginkan untuk dilakukan. Ia juga memberikan suatu gambaran tentang berapa banyak pembiayaan yang harus disediakan untuk tahun berikutnya. Ukuran dari anggaran juga merefleksikan kemampuan negara dalam membiayai kegiatan militer. Faktor-faktornya termasuk kepada ukuran dari perekonomian negara tersebut, permintaan keuangan lainnya dari negara tersebut, dan kemauan dari pemerintah negara tersebut atau orang-orangnya untuk membiayai kegiatan militer tersebut.
Efek dari pembelanjaan militer terhadap perekonomian dan masyarakat dari suatu negara, dan apa yang menentukan pembelanjaan militer, adalah isu yang populer dalam ilmu politik dan ilmu ekonomi. Ada teori-teori kontroversial mengenai topik-topik ini. Secara umum, beberapa berpendapat bahwa pembelanjaan militer adalah suatu dorongan terhadap perekonomian lokal. Tapi, yang lainnya berpendapat bahwa pembelanjaan militer merupakan penghambat pembangunan.
Beberapa negara yang mengeluarkan anggaran militer terbesar di dunia adalah China, Perancis, Jerman, Jepang, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat. Menurut Stockholm International Peace Research Institute, di tahun 2014, jumlah total belanja militer adalah sekitar 1.8 trilyun dolar. Jumlah yang sangat besar sekali. Andaikan uang sejumlah itu digunakan untuk hal-hal lainnya seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, riset, dan lain sebagainya, mungkin dunia ini akan menjadi lebih baik. Berlomba-lomba dalam unggul secara militer tidak membawa banyak manfaat bagi umat manusia, karena konflik itu lebih banyak membuat sengsara dibanding membawa manfaat yang positif.
No comments:
Post a Comment