Suku bunga adalah suatu nilai yang mana bunga dibayarkan oleh penerima pinjaman (debitor) untuk penggunaan uang yang mereka pinjam dari pemberi pinjaman (kreditor). Suku bunga secara normal dinyatakan sebagai suatu persentase dari prinsipal untuk periode waktu satu tahun, kadang-kadang mereka dinyatakan untuk periode waktu yang berbeda seperti misalnya satu bulan atau satu hari. Suku bunga yang berbeda terdapat secara paralel untuk periode waktu yang sama atau dapat disamakan, bergantung kepada probabilitas gagal bayar dari si penerima pinjaman, jangka waktu sisa, mata uang pembayaran, dan banyak lagi determinan dari suatu pinjaman atau kredit. Contohnya, sebuah perusahaan meminjam modal dari bank untuk membeli aset baru untuk bisnisnya, dan sebagai balasannya si pemberi pinjaman menerima hak terhadap aset baru tersebut sebagai jaminan dan bunga pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Balasan tersebut diterima oleh bank sebagai balas jasa untuk menunda penggunaan dari dana tersebut dan lebih memilih untuk meminjamkannya kepada si penerima pinjaman.
Alasan-alasan terjadinya perubahan tingkat suku bunga
- Keuntungan politik jangka pendek: Menurunkan suku bunga bisa memberi perekonomian suatu lonjakan jangka pendek. Di bawah kondisi normal, kebanyakan ekonom berpikir bahwa pemotongan suku bunga hanya akan memberi keuntungan jangka pendek dalam aktivitas ekonomi yang akan segera ditelan oleh inflasi. Lonjakan cepat tersebut bisa mempengaruhi pemilihan umum. Kebanyakan ekonom menyarankan kepada bank sentral untuk membatasi pengaruh politik dalam penentuan suku bunga.
- Penundaan konsumsi: Saat uang dipinjamkan, si pemberi pinjaman menunda pembelanjaan uang pada barang-barang konsumsi.
- Ekspektasi penyebab inflasi: Kebanyakan perekonomian secara umum mempertunjukkan inflasi, yang berarti sejumlah uang tertentu hanya bisa membeli barang yang lebih sedikit di masa depan dibanding sekarang. Si penerima pinjaman butuh untuk mengkompensasi si pemberi pinjaman untuk hal ini.
- Investasi alternatif: Si pemberi pinjaman memiliki pilihan untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang berbeda. Jika dia memilih salah satu, dia menolak hasil investasi dari yang lainnya.
- Resiko investasi: Akan selalu ada resiko bahwa si penerima pinjaman akan bangkrut, melarikan diri, mati, atau membatalkan pinjaman. Ini berarti bahwa si pemberi pinjaman membebankan suku bunga sebagai perlindungan terhadap resiko.
- Preferensi likuiditas: Orang-orang lebih memilih untuk memiliki sumber daya yang tersedia setiap saat dalam suatu bentuk yang bisa secara segera dipertukarkan, dibanding suatu bentuk yang membutuhkan waktu lama untuk direalisasikan.
- Pajak: Karena hasil dari bunga bisa saja dikenakan pajak, maka si pemberi pinjaman memaksakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk menutupi kerugian tersebut.
- Bank: Bank bisa mengubah tingkat suku bunga dengan tujuan untuk memperlambat atau mempercepat perekonomian. Ini bisa diwujudkan dengan menaikkan suku bunga untuk memperlambat perekonomian, atau menurunkan suku bunga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
- Perekonomian: Suku bunga bisa berfluktuasi sesuai dengan status dari perekonomian. Secara umum bisa ditemukan bahwa jika perekonomian kuat maka suku bunga akan tinggi, dan jika perekonomian lemah maka suku bunga akan rendah.
No comments:
Post a Comment